TRANSITOR
SEBAGAI SAKLAR
I. TUJUAN
1. Untuk
mengetahui cara menggunakan transitor sabagai saklar elektronik.
2. Untuk
mempu merancang rangkaian transitor sebagai saklar elektronik.
3. Untuk
mampu mengaplikasikan transitor sebagai saklar elektronik.
II. DASAR
TEORI
Menurut
Erica Rosella (2008 : 107-108), Tansitor adalah alat yang digunakan
sebagai alat penguat arus, penguat tegangan, dan saklar elektronik. Ada dua
jenis transitor, yaitu jenis PNP dan NPN. Jika sebuah transitor berada dalam
keadaan saturasi maka transitor tersebut akan seperti saklar tertutup antara
elektor dan emitor, sedangkan transitor dalam keadaan cut-off transitor
tersebut akan berlaku seperti saklar terbuka.
Kegunaan transitor dalam kehidupan
sehari-hari :
a.
Saklar sebagai penguat arus
b.
Saklar tomatif untuk menyambung dan
memutuskan arus.
c.
Saklar sebagai osilator getarab frekuensi
radio.
d.
Saklar sebagai stabilisator pada adaptor.
Transitor merupakan
komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan memegang peranan
penting dalam suatu rangkaian elektronika. Pada umumnya transitor digunkan
sebagai penguat (amplifier) dan transitor juga dapat berfungsi sebagai saklar
fungsi dari transitor bipolar itu sendiri adalah sebagai pengatur arus listrik
(regulator arus listrik), dengan kata lain transitor dapat embatasi arus yang
mengalir dari kolektor ke ernitor atau sebaliknya (tergantung jenis transitor,
PNP atau NPN) berdasarkan pada jumlah arus listrik yang diberikan pada kaki
baris (Agung, 2012 : 4).
Satu sakelar adalah
suatu alat dengan dua sambungan dan bisa memiliki dua keadaan, yaitu keadaan on
dan keadaan off. Keadaan off/ tutup merupakan suatu keaaan dimana tidak ada
arus yang mengalir. Keadaan on/buka merupakan satu keadaan yang mana arus bisa
mengalir dengan bebar atau dengan kata lain (secara ideal) tidak ada
resistivitas dan besar voltase pada sakelar sma dengan nol.
Gambar : grafik output dari transitor, keadaan cutoff dan
keadaan jenuh.
Supaya rangkaian ini
berfungsi dengan baik, resistivitas dari resistor Rc dan RB harus memiliki
nilai tertentu sehingga arus baris pada masing-masing transitor bisa cukup
besar sehingga transitor yang sedang terbuka berada pada keadaan jenuh. Untuk
membatasi arus kolektor, resistivitas dari Rc harus cukup supaya transitor yang
sedang dalam keadaan buka tidak rusak (Bolcher, 2004 : 143-146).
Menurut Sutrisno
(1986 : 127-134), agar dapat melakukan perhitungan pada rangkaian
elektronik yang mengandung transitor, orang menggunakana rangkaian setara untuk
transitor.
Ada beberapa macam rangkian setara
isyarat kecil untuk transitor, yaitu rangkaian setara T, Z, Y dan rangkaian
setara h.
a.
Rangkaian setara T
Rangkaian setara T untuk transitor dengan
hubungan baris ditanah adalah seperti pada gambar berikut :
Gambar : (a) transitor hubungan baris ditabahkan
b.
Rangkaian setara Z
Sumber tegangan tetap Zrio menyatakan
pengaruh keluaran terhadap masukan. Dari gambarnya telah hubungan berikut :
Vi = ii zz + io
zr
Vo = ii zf
+ io zo
c.
Rangkaian
setara – y
Dari gambar jelaslah :
ii = yivi
+ yrvo
io = yfvi
+ yovo
d.
Rangkaian setara paramter – h
Rangkaian setara parameter – h cocok
untuk transistor dwikutub oleh karena hambatan masukan rendah berhubung
sambungnya emitor-basis diberi tegangan panjar.
III. ALAT
DAN KOMPONEN
1.
Transistor
2.
Resistor
3.
LED
4.
Projectboard
5.
Catu daya
6.
Multimeter
IV. PROSEDUR
PERCOBAAN
A. Transitor
sebagai saklar
1.
Susunlah
rangkaian seperti gambar dibawah ini.
Tentukan
Q1, R1, R2, V1 dan V2.
2. Ukur
besar tegangan Rz dan LED.
3. Tutup
saklar. Apa yang terjadi pada LED?
4. Ukur
kembali besar tegangan Rz dan LED
5. Ukur
besar IB dan IC. Hitung besar penguatan transitor.
6. Buktikan
nilai IB, IC, dan VR1 menggunakan persamaan.
B. Transitor
sebagai saklar tanpa RB
1. Susunlah
rangkaian seperti gambar di bawah ini. Tentukan Q1, R1, V1 dan V2.
2. Ukur
besar tegangan R1 da LED
3. Tutup
saklar. Apa yang terjadi pada LED?
4. Ukur
kembali besar tegangan R1 dan LED
5. Ukur
besar IB dan Ic. Hitung besar penguatan transitor.
6. Buktikan
nilai IB dan Ic
menggunakan persamaan.
V.
DATA HASIL
a. Transitor
sebagai saklar
VR1
(V)
|
V2
(V)
|
Ib
(A)
|
VR2
(V)
|
V1
(V)
|
IC
(A)
|
0,06 V
0,06 V
0,06 V
0,04 V
0,03 V
0,01 V
0,01 V
0 V
|
9 V
9 V
9 V
9 V
9 V
9 V
9 V
9 V
|
15 . 10-5 A
15 . 10-5 A
15 . 10-5 A
1 . 10-4 A
7 . 10-5 A
25 . 10-6 A
25 . 10-6 A
0
|
4,42 V
4,43 V
4,09 V
3,01 V
2,02 V
1,03 V
0,13 V
0
|
0 V
1 V
2 V
3 V
4 V
5 V
6 V
7 V
|
442 . 10-4 A
443 . 10-4 A
409 . 10-4 A
301 . 10-4 A
202 . 10-4 A
103 . 10-4 A
13 . 10-4 A
|
R1 = 390 Ω
R2 = 100 Ω
b. Transitor
sebagai saklar tanpa RB
V1
(V)
|
V2
(V)
|
VR
(V)
|
I
(A)
|
0
V
5
V
6
V
7
V
8
V
|
9
V
9
V
9
V
9
V
9
V
|
0,15
V
0,1
V
0,07
V
0,02
V
0
V
|
0,015
A
0,01
A
0,007
A
0,002
A
0
A
|
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini
membahas mengenai “Transitor Sebagai Saklar”. Dimana transitor adalah komponen
aktif elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor yang pada umumnya
berfungsi sebgai penguat tegangan, penguat arus dan juga dapat berfungsi sebagai
saklar. Disini kita akan membahas bagaimana transitor itu digunakan sebgai
saklar. Dalam praktikum kali ini selain
bertujuan untuk mengetahui cara menggunakan transitor sebagai saklar, tetapi
juga untuk mempelajari bagaimana merancang rangkaian transitor sebagai saklar
serta menganalisa rangkaian tersebut, dan yang terakhir yaitu agara mampu
mengaplikasikan transitor sebagai saklar elektronik dalam kehidupan
sehari-hari.
Pada praktikum kali ini
dilakukan dua kali macam percobaan dengan dua model rangkaian yang berbeda,
yang pertama dengan menggunakan resitor pada sambungan kaki baris dan yang
kedua yaitu mengenai transitor sebagai saklar tanpa RB ( tanpa
resitor pada sambungan kaki baris).
Dimana pada praktikum kali ini alat dan komponen yang diperlukan adalah
transitor, resitor, LED, project board, catu daya dan multimeter.
Rangkaian transitor
sebagai saklar dengan sedikit modifikan yaitu dengan menambahkan LED pada
bagian kolektornya seperti terlihat pada rangkaian berikut :
Rangakaian diatas
desebut LED driver karena disana transitor berfungsi sebgai pengendali LED.
Jika tegangan input rendah (low), maka transitor akan berada pada titik cut-off
sehingga LED mati. Pabila tegangan input tinggi (high), transitor saturasi maka
LED akan menyala.
Pada percobaan pertama
yaitu mengenai transitor sebgai sakalar dengan menggunakan resistor (beban)
pada kaki baris atau disebut RB pada percobaan ini digunakan R1
sebesar 390 Ω dan R2 sebesar 100 Ω, sebuah transitor jenis NPN dan
power supplay. Berikut bentuk rangkaian yang digunakan :
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan, maka diperolehlah data sebgai berikut. Pada V1 = 0V
dan V2 = 9V diperoleh VR1 = 0,06V dan VR2 =
4,42V. Pada V1 = 1V dan V2 = 9V diperoleh VR1
= 0,06V dan VR2 = 4,43V. Pada V1 = 2V dan V2 =
9V diperoleh VR1 = 0,06V dan VR2 = 4,09V. Pada V1
= 3V dan V2 = 9V diperoleh VR1 = 0,04V dan VR2
= 3,01V. Pada V1 = 4V dan V2 = 9V diperoleh VR1
= 0,03V dan VR2 = 2,02V. Pada V1 = 5V dan V2 =
9V diperoleh VR1 = 0,01V dan VR2 = 1,03V. Sedangkan pada
V1 = 6V dan V2 = 9V diperoleh VR1 = 0,06V dan
VR2 = 0,13V. Dan terakhir pada V1 = 7V dan V2
= 9V diperoleh VR1 = 0V
Sedangkan untuk
menghitung Ib digunakan persamaan berikut :
Karena R1
yang digunakan adalah 390 Ω, maka pada VR1 = 0,06 V diperoleh :
Jafdi Ib
pada Vn 0,06 V adalah sebesar 15.10-5 A. Dengan
perhitungan yang sama diperoleh arus basis pada V1 bernilai 1 V dan
VR = 0,06 V yaitu sebesar 15. 10-5 A; pada V1
= 3 V dan VR1 = 0,04 V diperoleh Ib sebesar 10-4
A; pada V1 = 4 V dan VR1 = 0,03 V diperoleh Ib
sebesar 7.10-5 A; pada V1 = 5 V dan VR1 = 0,01
V diperoleh Ib sebesar 25.10-6 A, demikian pula pada V1
= 6V dan VR1 = 0,01V. Dan pada V1 = 7 V dan VR1
= 0V diperoleh Ib sebesar 0A.
Sedangkan untuk menentukan besar arus kolektor (k) digunakan
persamaan :
Karena R1
adalah sebesar 100Ω maka pada VR2 = 4,42 V dan V1 = 0V
diperoleh :
Jadi, arus kolektor
pada V1 = 0V adalah 4,42.10-4 A. Dengan persamaan yang
serupa diperoleh nialai Ic pada V1 = 1V dan VR2
= 4,43 V senilai dengan 443.10-4A : pada V1 = 2V dan VR2
= 4,09 V senilai 409.10-4 A; pada V1 = 3V dan VR2
senilai 3,01 V diperoleh Ic senilai 301.10-4 A; pada V1
= 4V dan VR2 = 2,02 V diperoleh Ic senilai 202.10-4
A ; pada V1 = 5V dan VR2 = 1,03 V diperoleh Ic
senilai 103.10-4 A; dan terakhir pada V1 = 6V dan VR2
= 0,13 V diperoleh Ic senilai 13.10-4 A.
Percobaan kedua adalah mengenai transitor sebagai saklar
tanpa RB. Artinya hanya digunakan 1 resitor pada percobaan ini yaitu
sebesar 10Ω. Ragkaian pada percobaan ini yaitu :
Setelah dilakukan
perktikum diperolehlah data sebagai berikut. Pada V1 = 0V dan V2
= 9V diperoleh VR = 0,15V; Pada V1 = 5V dan V2
= 9V diperoleh VR = 0,1V; Pada V1 = 6V dan V2
= 9V diperoleh VR = 0,07V; Pada V1 = 7V dan V2
= 9V diperoleh VR = 0,02V; dan terakhir pada V1 = 8V dan
V2 = 9V diperoleh VR = 0V.
Untuk menghitung nilai IB
(arus basis) digunakan persamaan :
Karena
resistor yang digunakan adalah 10Ω maka pada V1 = 0V dan VR
= 0,15 V diperoleh:
Jadi
arus basis pada V1 = 0V dan VR = 0,15 V adalah 0,015 A;
sama halnya dengan diatas, arus basis untuk V1 yang lain dihitung
dengan persamaan diatas. Untuk V1 =5V dan VR= 0,1V
diperoleh IB = 0,01A; Untuk V1 =6V dan VR=
0,07V diperoleh IB = 0,07A; Untuk V1 =7V dan VR=
0,02V diperoleh IB = 0,002A; dan pada V1 =8V dan VR=
0V diperoleh IB = 0A.
VII. KESIMPULAN
1. Transitor
dapat digunakan sebagai saklar elektronik dengan memberikan bias agar transitor
bekerja pada daerah saturasi dan daerah cut-off. Pada daerah saturasi transitor
berfungsi sebagai saklar tertutup dan pada daerah cut-off transitor berfungsi
sebagai saklar terbuka.
2. Rangkaian
transitor sebagai saklar elektronik antara lain:
Gambar: transitor sebagai saklar dengan
beban RB
Gambar : transitor
sebagai saklar tanpa beban RB
3. Transitor
sebagai saklar adalah aplikasi utama untuk penggunaan transitor. Transitor
sebagai skalar dapat digunakan untuk mengendalikan perangkat elektronika,
dengan daya tinggi seperti motor, selenoid atau lampu, tetapi transitor sebagai
saklar juga dapat digunakan dalam elektronika digital dan sirkuit gerbang
logika digital.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Fajri Septia. 2014. Sistem Deteksi Asap Rokok pada Ruangan Bebas
Asap Rokok dengan Keluaran Suara. Jurnal
Teknik Komputer Vol.8 No.1
Blocher, Richard.2003. Dasar Elektronika. Yogyakarta : Andi.
Rosella, Erica. 2008. Fisika. Jakarta : PT. Pustaka Media
Sutrisno . 1986. Elektronika Dasar dan Penerapannya. Bandung : ITB
Komentar
Posting Komentar