KEGIATAN
II
FILTER PASIF (LOW PASS DAN HIGH
PASS)
I.
TUJUAN
1. Untuk
menyelidiki tanggapan amplitudo low pass filter
2. Untuk
menyelidiki tanggapan amplitudo high pass filter
3. Untuk
menentukan frekuensi potong bawah dan atas kedua filter
II.
DASAR TEORI
Menurut
Tanoto (2005) Filter pasif banyak digunakan untuk mengkompensasi
kerugian daya reaktif akibat adanya harmonisasi pada sistem instalasi.
Rangkaian filter pasif terdiri dari komponen R, L, dan C.
Komponen utama yang
terdapat pada filter pasif adalah :
1. Kapasitor
Kapasitor dihubungkan seri atau paralel untuk
memperoleh sebuah total rating tegangan dan Kver yang digunakan.
2. Induktor
Induktor digunakan dalam rangkaian filter dirancang
mampu menahan selubung frekuensi tinggi yaitu efek kulit (skin effect).
Gambar 2.1 Rangkaian
Passive Filter
Filter
pasif tersusun dari kapasitor dan induktor dengan satu frekuensi yang disetting
pada frekuensi tegangan harmonisasi yang akan dihilangkan
Dimana :
fr = Frekuensi Setting
L = Induktensi
C = Kapasitansi
Rangkaian
dalam gambar 2.2 merupakan satu rangkaian dengan satu masukan dan satu keluaran,
berarti merupakan rangkaian dua gerbang seperti suatu penguat. Cuma disini
tidak terjadi penguatan antara output dan input :
Sisi
kiri dari rangkaian dalam gambar 2.2 dipakai sebagai input dan sisi kanan
dipakai sebagai output. Maka terdapat voltage sain dari persamaan untuk pembagi
tegangan :
Gambar 2.2 : Lowpass
filter yang sederhana
Dari (3) terdapat harga
mutlak dari A sbb :
Hubungan
antara
dan frekuensi f dan hubungan antara
pergeseran sudut dan frekuensi f yang terdapat dari (4) :
Kalau
frekuensi rendah, besar output hampir sama dengan besar input. Kalau frekuensi
naik, bagian input yang diteruskan ke output akan berkurang. Berarti frekuensi
rendah diteruskan dan frekuensi tinggi diserap. Oleh sebab itu rangkaian ini
disebut lowpass filter atau tapis lolos rendah. Frekuensi dimana hanya
dari input diteruskan ke output disebut cutoff
frequency fc atau frekuensi batas 3dB:
Pada cutoff frequency,
output berkurang 3dB daripada input, berarti :
Dari
(4) dan defenisi (5) terdapat besar frekuensi batas 3dB pada lowpass filter
dalam rangkaian gambar (2.2) sbb :
Bahwa
output dari rangkaian seperti ini turun terhadap frekuensi bisa dilihat dengan
mudah dari voltage dan arus pada resistor dan kondensator dalam fasor.
Gambar 2.3 : rangkaian lowpass filter yang dibebani dengan Rbeban
Kalau
frekuensi dan harga mutlak dari |A| digambarkan dalam skala logaritmis, maka
terdapat kemiringan 1. Yang dimaksud dengan kemiringan 1 adalah |A| turun satu
dekade ketika f naik satu dekade. Dikatakan bahwa filter ini mempunyai orde 1.
Kalau
rangkaian ini dibebani berarti pada output rangkaian ini ada arus keluar (misalnya
karena ada resistor yang dirangkai secara paralel dengan kondensator) maka
perhitungan berubah. Kalau resistivitas rangkaian asli, maka arus yang mengalir
dalam beban bisa diabaikan dan sifat rangkaian hampir sama. Tetapi kalau
resivitas beban lebih kecil dibanding dengan arus yang mengalir dalam rangkaian
asli, maka sifat rangkaian akan jauh berubah. Cara menghitung sifat dari
rangkaian ini sama dengan rangkaian seri dan paralel dengan resistor, hanya
disini impedansi Rbeban yang dirangkai paralel dengan kondensator
yang menghasilkan Zrc dan resistor R terdapat sifat rangkaian
seluruhnya. Sifat dari rangkaian ini bisa juga dimengerti dengan memakai fasor.
Bisa jga rangkaian lowpass filter ini dipandang dari keluarannya. Dari
keluarannya terdapat rangkaian paralel dengan resistor R dan kondensator C.
Impedansi rangkaian paralel ini adalah impedansi keluaran yang menentukan
hubungan antara arus dan voltage keluaran. Semakin besar arus dalam beban, maka
sifat dari rangkaian ini akan semakin mendekati sifat dari pembagi tegangan
dengan dau resistor dan kondensator. Berarti sifat tapis lolos rendah akan
semakin hilang.
Hal
ini harus diperhatikan kalau merancang filter untuk keperluan tertentu.
Mengenai sifat dari rangkaian yang dibebani.
Kalau
resistor dan kondensator dibalikkan seperti gambar 2.4 :
Gambar
2.4 : Highpass filter yang sederhana
Maka
akan didapatkan suatu rangkaian highpass filter atau tapis lolos tinggi (Blocher,
2004 : 69 – 74).
Menurut
Sutrisno (1986) Pada rangkaian tapis RC lolos rendah, untuk frekuensi
rendah tegangan keluaran sama dengan tegangan masukan, akan tetapi pada
frekuensi tinggi isyarat keluaran diperkecil.
Hambatan
R dan reaktansi kapasitor C membentuk pembagi tegangan kompleks.
Gambar 2.5 : Rangkaian
tapis RC lolos rendah
Dengan
dan
Perbandingan antara tegangan keluaran
kompleks
(w) dan tegangan masukan kompleks (
) disebut fungsi alih :
Bentuk
fungsi alih
dapat dibuat lebih sederhana menjadi :
Dengan
Rangkaian tapis RC lolos tinggi
ditunjukkan pada gambar dibawah :
Gambar 2.6 Tapis RC lolos tinggi
Rangkaian ini disebut rangkaian
pendiferensial RC fungsi alih :
Dengan
dan
Filter are simply an extension of the
tunet networks introduced in the previous section. As the name would-imply,
filters pickout a range of frequencies for passage or blokage. They filter out
the unwanted frequencies. The first to be described is called the band-passs
filter since it “passes” a particular range of frequencies in fig a series
resonant circuit was designed to perform this function. The output is taken
off the resistor R1. The
resistence R1 is the internal resistance of the inductor. Usually
the resistance R1 is considerably larger than R1,
resulting in a major portion of the applied voltage appearing across R1
or as V0. At resonance, the impedance of the series R1,X1,
and Xc circuit is a minimum, and
Figure
2.7 : Series resonant filter
At lower frequencies the rectance of the
capacitor increases, resulting in an increasing part of E appearing across the
resonant circuit. At higher frequencies the reactance of Xl will
override, and an increasing part of E will again appear across the resonant
circuit. The output frequency curve appears in fig only those frequencies near
the resonant value will pass to the next stage. If the output were taken off
the resonant circuit, we would have a band stop filter where only a certain
band of frequencies is not permitted to pass (Boylestad, 1989 : 191-192).
III.
ALAT DAN KOMPONEN
1. AFG
2. CRO
3. Hambatan
dan kapasitor
4. Breadboard
dan kabel tusuk
IV.
PROSEDUR PERCOBAAN
a. Percobaan
Low Pass Filter
1. Disusun
rangkaian low pass filter seperti gambar berikut
2. Digunakan
R=150 ohm dan C=0,1 MF
3. Pada
input masukan low pass filter diberi input (sinosoidal) sekitar 5V menggunakan
signal generator dan frekuensi yang berbeda dari 10 Hz – 100 Khz
4. Digambar
kurva tanggapan amplitudo pad Vin dan Vout pada masing-masing frekuensi
5. Dicatat
hasil pengukuran pada tabel data
b. Percobaan
high pass filter
1. Disusun
rangkaian high pass filter seperti gambar berikut
2. Digunakan
R=100 ohm dan C=0,1
F
3. Pada
input masukan high pass filter diberilah input (sinusoidal) sekitar 500 Vpp
menggunakan signal generator dan frekuensi yang berbeda dari 10 Hz – 100 KHz
4. Digambar
kurva tanggapan amplitudo pada Vin dan Vout pada masing-masing frekuensi.
5. Dicatat
hasil pengukuran pada tabel data
V. DATA
HASIL
1. Percobaan Low Pass Filter
No.
|
Frekuensi
|
Vin
|
Vout
|
1
|
122,05
Hz
|
0,31
V
|
1,83
V
|
2
|
140,02
Hz
|
0,31
V
|
1,83
V
|
3
|
182,22
Hz
|
0,31
V
|
1,83
V
|
4
|
251,04
Hz
|
0,31
V
|
1,83
V
|
5
|
300
Hz
|
0,31
V
|
1,83
V
|
6
|
26,785
Khz
|
0,31
V
|
2,54
V
|
7
|
3,2649
KHz
|
0,31
V
|
1,41
V
|
2. Percobaan High Pass Filter
No
|
Frekuensi
|
Vin
|
Vout
|
1
|
4,5001Hz
|
0,31
V
|
0,84
V
|
2
|
10,568
Hz
|
0,31
V
|
0,84
V
|
3
|
15,178
Hz
|
0,31
V
|
0,98
V
|
4
|
25,317
Hz
|
0,31
V
|
0,98
V
|
5
|
30,483
Hz
|
0,31
V
|
0,98
V
|
6
|
32,021
Khz
|
0,31
V
|
0,84
V
|
7
|
70,788
KHz
|
0,31
V
|
0,84
V
|
8
|
256,63
Hz
|
0,31
V
|
0,56
V
|
9
|
323,41
Hz
|
0,31
V
|
0,56
V
|
10
|
1,0405
Hz
|
0,31
V
|
0,56
V
|
11
|
2,0146
Hz
|
0,31
V
|
0,42
V
|
VI.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas mengenai “Filter
pasif (low pass dan high pass)”. Dimana filter adalah suatu rangkaian yang digunakan
untuk membuang tegangan output pada frekuensi tertentu. Untuk merancanng filter
pasif, komponen yang digunakan yaitu resistor dan kapasitor.
Filter lolos rendah (Low Pass Filter) adalah filter
yang hanya melewatkan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc).
Diatas frekuensi tersebut outputnya mengecil (idealnya tidak ada). Low pass
filter tegangan inputnya meloloskan frekuensi <2
RC. Sedangkan frekuensi tinggi akan
ditahan. Rangkaian ini berfungsi sebagai pengintegral (integrator). Rangkaian
RC low pass filter dan tanggapan frekuensinya ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar
: Low Pass Filter pasif dan tanggapannya
Tapis lolos tinggi (high pass filter) adalah filter yang
outputnya hanya melewatkan frekuensi di atas frekuensi cut-off fc. Dibawah
frekuensi itu output idealnya tidak ada. Pada tapis lolos tinggi tegangan
inputnya meloloskan frekuensi >2
RC dan menahan frrekuensi rendah sehingga
disebut sebagai deferensitor. Rangkaian high pass filter terdiri dari kapasitor
yang terhubung secara paralel dengan resistor.
Rangkaian RC HPF dan tanggapan
frekuensinya ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar :
Rangkaian high pass filter dan tanggapannya
Pada percobaan ini digunakan rangkaian low pass
filter kapasitif dan high pass filter kapasitif.
Rangkaian low pass filter kapasitif tersusun dari
dua komponen utama yaitu resistor dan kapasitor. Kapasitor pada rangkaian low
passs filter akan semakain rendah reaktansinya saat frekuensinya tinggi
(meningkat).
Hal ini menyebabkan frekuensi yang berada dibawah
frekuensi cut-off akan mengalir ke beban. Begitu juga dengan high pass filter.
Pada percobaan kali ini alat dan bahan yang
digunakan adalah AFG, CRO, Resistor, kapasitor, breadboard dan kabel tusuk.
Percobaan dilakukan sesuai dengan prosedur. Tetapi syaangnya kali ini kami
gagal untuk melakukan percobaan. Hal ini dikarenakan kerusakan pada alat
tepatnya osiloskop dimana CRO tidak sama sekali menampilkan sinyal tanggapan.
Oleh karena itu pengukuran tidak dapat dilakukan. Sehingga sebagai bahan untuk
membuat laporan, kami mengambil literatur dari hasil data percobaan orang lain
untuk dibahas pada laporan ini.
Pada percobaan low pass filter digunakan
hambatan sebesar 100
dan kapasitor 0,22
F kemudian dirangkai seperti gambar
berikut :
Kemudian
rangkaian diatas dihubungkan dengan signal generator dan osiloskop, pada input
masukan diberi input (sinusoidal) sekitar 5V dan frekuensi yang berbeda-beda
dari kisaran 10 hz hingga 100 Khz
Berdasarkan data yang digunakan
frekuensi sebesar 121,05 Hz ; 140,02Hz ; 182,22 Hz; 251,04Hz; 300Hz ; 26,785Khz
dan 3,2649 KHz. Saat frekuensi sebesar 121,05 Hz, skala menunujukan angka 2,6,
maka untuk menentukan nilai Vpp (tegangan puncak ke puncak)
digunakan rumus:
Karena
volt/div yang dipakai adalah 2 maka :
=
5,2 volt
Selanjutnya dengan menghitung Vp
(tegangan puncak), dimana Vp adalah :
Kemudian untuk menentukan nilai Vout
ditentukan
terlebih dahulu Veff :
Karena Veff =Vout
maka dapat diketahui bahwa Vout pada frekuensi 121,05 Hz adalah
sebesar 1,83 volt.
Untuk
frekuensi yang lain, Vout nya juga dapat ditentukan dengan persamaan
yang sama. Pada frekuensi 140,02 Hz; 182,22Hz ; 251,04Hz ; 300Hz didapat nilai
Vout nya sebesar 1,83 volt. Pada frekuensi 26,785 KHz Vout nya
2,54 volt dan frekuensi 3,2649 Hz Vout nya sebesar 1,41 volt.
Nilai
Vin pada percobaan low pass filter diukur dengan menghubungkan
signal generator dan osiloskop saja tanpa rangkaian low pass filter. Setelah
dilakukan percobaan, osiloskop menunjukkan skala pengukuran sebesar 1,5. Untuk
menentukan Vpp maka :
=0,9
V
=0,31
V
Jadi, nilai Vin adalah sebesar
0,26 volt
Selanjutnya
untuk percobaan kedua adalah mengenai high pass filter. Pada percobaan ini
digunakan hambatan sebesar 100
dan kapasitor 47
. Kemudian dirangkai seperti gambar
berikut :
Untuk
menentukan nilai Vin, sinyal generator lagsung dihubungkan dengan
osiloskop tanpa rangkaian diatas. Perhitungan dapat dilakukan dengan cara yang
sama pada percobaan pertama :
Jadi , nilai Vin didapat 0,26
volt
Untuk
menentukan Vout digunakan frekuensi yang bervariasi yaitu antara 10
Hz hingga 10 KHz. Frekuensi keluaran signal generator yang dipakai antara lain
: 4,5001 Hz ; 10,568Hz ; 15,178Hz ; 25,317Hz ; 30,483Hz ; 32,021Hz ; 70,788Hz ;
256,63Hz ;323,41Hz ; 1,0405 KHz dan
2,0146 KHz dengan menggunakan cara perhitungan yang sama dengan percobaan
pertama. Nilai Vout untuk frekuensi 4,50001 Hz ; 10,568Hz ; 32,021Hz
; dan 70,788Hz sebesar 0,84Volt, frkuensi 15,178 Hz ; 25, 317 Hz ; dan 30,483
Hz sebesar 0,98 volt dan untuk frekuensi 256,63 Hz ; 323,41Hz ; 1,0405 Hz
sebesar 0,56 volt. Dan untuk frekuensi 2,0146 Vout nya sebesar 0,42
volt.
Untuk menghitung nilai frekuensi potong
(cutoff) baik pada low pass filter maupun high pas filter digunakan rumus :
Jika
pada percobaan low pass filter besar resistor yang digunakan adalah 100
dan kapasitor 0,22
F, maka harga frekuensi potongnya dapat
diketahui dengan :
Jadi, frekuensi cutoff pada low pass
filter yang telah dipercobakan adalah 7237,98 Hz
Sedangkan
pada high pass filter resistor yang diapakai adalah 100
dan kapasitor 47
. Dengan demikian maka :
Jadi, frekuensi cutoff pada percobaan
high pass filter adalah 33,87 Hz.
VII.
KESIMPULAN
1. Low
pass filter adalah filter yang meloloskan signal frekuensi rendah. Tegangan
inputnya meloloskan frekuensi kurang dari 2
dan menahan frekuensi tinggi rangkaian
low pass filter dan tanggapan amplitudonya yaitu pada gambar berikut :
(Rangkaian Low Pass Filter) (Kurva Tanggapan
Amplitude LPF)
2.
High pass filter adalah filter yang
meloloskan signal frekuensi tinggi. Tegnagan inputnya meloloskan frekuensi
besar dari 2
dan menahan frekuensi rendah. Rangkaian high
pass filter dan tanggapan amplitudonya yaitu pada gamabar berikut :
(Rangkaian High Pass Filter) (Kurva Tanggapan
Amplitude HPF)
3.
Untuk menentukan frekuensi potong atau
(cutoff) atas dan bawah pada low pass filter dan high pass filter dapat
digunkan rumus :
Dimana
: R =resistor yang digunakan (
)
C=kapasitor
yang digunakan (F)
VIII. DAFTAR
PUSTAKA
Blocher, Richard.2003. Dasar Elektronika. Yogyakarta : Andi.
Boylestad, Robert 1989. Elektronica A survey Third Edition. Singapura : Prentice Hall International,
Inc
Sutrisno . 1986.
Elektronika Dasar dan Penerapannya. Bandung : ITB
Tanoto, Yusaj. 2005. Simulasi aktif filter dan system kerja rangkaian dalam meredam
harmonisa pada Vacum Casting Induction Fumance. Jurnal Teknik Elektro UK
Petra. September 2005.
Komentar
Posting Komentar