KEGIATAN 1
RANGKAIAN THEVENIN DAN NORTON
I.
TUJUAN
1. Dapat
memahami teorema Thevenin dan teorema
Norton serta penggunaannya pada rangkaian arus searah
2. Dapat
menganalisis dan merubah suatu rangkaian ke dalam bentuk rangkaian ekuivalen
Thevenin dan Norton.
II. DASAR
TEORI
Menurut Sutrisno (1986), "dalam elektronika beberapa
pengertian dasar yang benar-benar perlu dikuasai, yaitu rangkaian setara dan arus transien.
Dengan menggunakan rangkaian setara, kita dapat melakukan engukuran pada
masukan dan keluaran suatu piranti elektronik tanpa mengetahui rangkaian di
dalamnya. Ada dua macam rangkaian setara Thevenin dan rangkaian setara Northon.
Rangkaian setara Thevenin menggunakan sumber tegangan v tetap, yakni suatu
sumber tegangan tetap, yakni suatu sumber tegangan ideal dengan tegangan
keluaran yang tak berubah, berapapun besarnya arus yang diambil darinya.
Rangkaian setara Northon menggunakan sumber arus tetap, yang dapat menhasilkan
arus tetap, berapapun besarnya hambatan yang dipasang pada keluarannya."
"Thevenin'steorem permits the reduction of a two-trrminal dc
network with any number of resistors and sources to-one having only one source
and one internal resistors in the series configuration of fig.
Gambar 2.1 (Thevenin equivalent circuit)
The
Thevenin resistance Rth is the dc resistance between the output terminals of
the network to be reduced, with alk sources (current and voltage) set to zero.
The Thevenin voltage Eth is the open-circiut voltage between the output
terminals with all sources present as in the original network " (Boylestad
dan Nashelsky, 1989: 65) .
Menurut Blocher (2004),"
mengenai sifat dari luar (sifat output) setiap jaringan linear dengan
resistor-resistor dan sumber-sumber energy bias digantikan dengan rangkaian
seri dari satu sumber voltage ideal dan satu resistor dalam R dalam. Besar
voltage Vo dari sumber voltage sama dengan voltage pada output Vtb ketika
rangkaian terbuka; berarti ketika tidak
ada sambungan pada output dan tidak ada arus yang mengalir dari sumber tegangan.
Gambar
2.2 : sifat keluaran dari suatu sumber
tegangan selalu bias dimengerti dengan rangkaian ekuivalen Thevenin dan
rangkaian ekuivalen Northon
Resistivitas
R dalam V dari resistor R dalam sebesar perbandingan antara voltage V dan arus
hubung singkat I mengalir ketika output dihubung-singkatkan:
Rdalam
=
Menurut Marwiliansyah (2014),
hambatan Northon Rn adalah hambatan yang diukur oleh ohm meter pada
terminal beban saat sumber diturunkan
menjadi nol dan hambatan beban dibuka (dilepas). Sebagai definisi :
Hambatan
Northon : Rn = Roc
Karena
hambatan Thevenin dan hambatan Northon memiliki definisi yang sama, maka dapat dituliskan :
Rn
= Rth
Penurunan
ini menunjukkan bahwa hambatan Thevenin sama dengan hambatan Northon. Apabila kita menghitung hambatan Thevenin
sebesar 10K ohm.
III. ALAT DAN KOMPONEN
1.
4 resistor masing-masing resistansinya
100 ohm, 150 ohm, 220 ohm, 300 ohm
2.
3 resistor masing-masing resistansinya
10 ohm, 1 resistor resistansinya 20 ohm
3.
Power supply
4.
Multimeter
5.
Bread board dankabel
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
Percobaan 1
1. Rangkaian
percobaan disusun seperti gambar berikut :
2.
VTH ditentukan dengan cara
mengukur tegangan terbuka antara ujung A
dan B ;
3.
IN ditentukan dengan cara
mengukur arus yang mengalir jika A dan B
dihubung-singkat;
4.
RTH dan RN
ditentukan dengan cara mengukur resistansi antara A dan B dimana sumber
tegangan diganti hubung singkat, suber arus diganti hubung buka;
5.
Hasil pengukuran tersebut dibandingkan
dengan hasil perhitungan;
Percobaan
2
1. Disusunlah
rangkaian percobaan seperti gambar 4 berikut
2.
Ditentukan VTH dengan cara
mengukur tegangan terbuka antara ujung A dan B
3.
Ditentukan IN dengan cara
mengukur arus yang mengalir jika A dan B dihubung singkat.
4.
Ditentukan RTH dan RN dengan
cara mengukur resistansi antara A dan B dimana sumber tegangan diganti hubung
singkat, sumber arus diganti hubung buka.
5.
Dibandingkan hasil pengukuran tersebut
dengan hasil perhitungan\
Note
: agar tidak merusakkan multimeter, dalam menggunakan multimeter yang digunakan
batas ukur yang paling besar dulu baru jika tidak ada kesalahan polaritas dan
batas ukur tidak dilampaui, batas ukur diperkecil.
V. DATA HASIL PERCOBAAN
Rangkaian Asli
|
Rangkaian Ekuivalen
|
|||
Thevenin
|
Northon
|
|||
VTH
|
RTH
|
IN
|
RN
|
|
VS : 5 V
R1 : 220 V
R2 : 150 V
R3 : 300 V
R4 : 100 V
|
0,55 V
|
210 Ω
|
26 x 10-4A
|
210 Ω
|
Is : 300 mA
R1 : 10 Ω
R2 : 20 Ω
R3 : 10 Ω
R4 : 10 Ω
|
0,8 V
|
14 Ω
|
5,7 x 10-4A
|
14
|
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan
tentang “rangkaian Thevenin dan Northon”. Dimana, rangkaian Thevenin dan
Northon merupakan rangkaian pengganti atau bisa disebut sebagai penyederhanaan
rangkaian pengganti atau bisa disebut sebagai penyederhana rangkaian. Setiap
rangkaian linier asli yang dirangkai dengan menggunakan benyak resistor dapat
diganti dengan rangkaian ekuivalen Thevenin maupun Northon hanyan dengan satu
resistor saja, yaitu RTH atau RN.
(a) (b)
Gambar
6.1 : (a) rangkaian linier dan (b) rangkaian ekuivalen Thevenin.
(a) (b)
Gambar
6.2 : (a) rangkaian asli dan (b) rangkaian ekuivalen Northon.
Percobaan “Rangkaian Thevenin dan Northon”
ini dilakukan sebanyak dua kali dengan rangkaian yang berbeda serta nilai
resistor yang berbeda. Dimana alat dan komponen yang digunakan adalah 4
resistor (untuk rangkaian pertama : 100Ω, 150 Ω,220 Ω, 300 Ω),4 resistor (untuk
rangkaian kedua : 10 Ω, 10 Ω, 20 Ω, 20 Ω), power supply, multimeter,
breadboarddan kabel.
Kemudian
dihubungkan A dan B dengan multimeter untuk mengukur besar VTH yaitu
sebesar 0,55 volt. Selanjutnya mengukur RTH yaitu dengan cara
menghubungkan resistor- resistor tadi dengan kabel yang mana dua ujung kabel
yang pertama duhungkan ke multimeter dan dua ujung lainnya tidak dihubungkan ke
power supplay namun hanya disentuhkan saja antara kedua ujung kabel. Sehingga diperolehlah
nilai RTH nya sebesar 210Ω. Kemudian IN, dimana, rumus
mencari IN adalah :
IN =
Jadi, IN =
=
26 . 10-4 A
Selanjutnya
adalah RN yang mana RN, yang mana RN = RTH,
jadi nilai nilai RN juga sama dengan 210 Ω.
Selesai percobaan pertama, dilanjutkan ke
percobaan kedua. Pada percobaan kedua ini dirangkai komponen- komponen seperti
yang tertera pada prosedur kerja seperti gambar berikut.
Sama
dengan langkah kerja pada percobaan pertama, setelah resistor dirangkai seperti
pada gambar diatas papan breadboard, lalu dihubungkan ke power suplay dengan
tegangan 5 V untuk mengukur nilai VTH, kedua ujung A dan B
dihubungkan ke multimeter dan hasilnya diperoleh adalah 0.8 V. Kemudian untuk
mengetahui besar RTH nya, rangkaian kembali di hubung-singkatkan
yaitu dengan tidak menghubungkan kabel ke power suplay melainkan kedua ujungnya
saling bersentuhan saja. Dua ujung kabel yang lain tetap dihubungkan ke
multimeter sehingga diperoleh nilai RTH nya yaitu 14Ω. Kemudian nilai
IN jua diperoleh dengan rumus yang sama pada percobaan pertama :
IN
=
=
= 5,7 . 10-4 A
Dan
nilai RN = RTH , jadi RN =14 Ω.
Dari percobaan yang telah dilakukan berbeda
hasilnya jika dibandingkan dengan teori. Pada percobaan pertama dilihat dari
rangkaiannya terlihat R1paralel dengan R2 dan R3
paralel dengan R4, R1// R2 seri dengan R3//
R4. Maka :
RTH = (R1// R2)
+ (R3// R4)
RTH
=
+
RTH
=
+
RTH
=
+
RTH
= 89,18 Ω + 75 Ω
RTH
= 164,18 Ω
Dari hasil yang didapatkan jelas terlihat berbeda
nilai RTH yang diperoleh secara teori secara praktik dan nilai RTH
yang diperoleh secara teori.
Begitu juga pada percobaan kedua, nilai RTH
yang diperoleh secara teori juga berbeda dengan praktik. Dilihat dari
rangkaian, maka RTH dapat dihitung dengan ;
RTH = ((R1//R2)+R3//R4
=
//R4
=
//R4
=
// R4
=
(6,6 Ω + 10 Ω) // R4
=
16,6 Ω // 10 Ω
=
=
=
6,24 Ω
Untuk
perhitungan ETH pada percobaan ke-2 untuk rangkaian di bawah :
Dapat
diperoleh dengan :
EAB
= EAC - ECB
=I1R1
– I2R2
Dimana :
I1 =
dan I2 =
Dengan demikian, maka :
ETH
= EAB = E
-
Maka dapat dihitung :
ETH=
5V
=
5V
=
5V ( 0,423 – 0,6)
=
5V (-0,177)
ETH=
0,885 V
=0,8
V
Dari hasil perhitungan di atas juga berbeda hasilnya
dengan VTHsecara praktik yang sebesar 0,55 V.
Besar
IN juga berbeda dari hasil teori dan praktiknya disebabkan nilai RTH
dan VTH pada teori berbeda dengan praktik. Karena, untuk
menghitung nilai IN diperoleh
dari Rumus IN =
Jadi, jika secara teori maka nilai IN
adalah :
IN
=
= 36,5 . 10-4 A
Sedangkan secara pratik nilai IN
= 26 . 10-4 A
Pada
percobaan kedua digunakan arus sebesar 300 mA, artinya harus dihitung terlebih
dahulu nilai tegangan yang harus diberikan oleh power suplay. Rangkaian pada
percobaan perlu diubah untuk mendapatkan nilai tegangan ini, yaitu :
Dimana R1 = R3 + R4
Maka :
I0
=
E
= I0 (R1 + RP)
E=
I0
E=
0,3 A
E=
0,3 A (10 Ω + 6,67 Ω)
E=
0,3 A (16,67 Ω)
E=
5 V
Jadi, tegangan yang dibutuhkan untuk
melakukan percobaan agar arus yang mengalir sebesar 300 mA (0,3 A) adalah
sebesar 5 V.
Selanjutnya
untuk mengetahui harga VTH, perlu diperhatikan terlebih dahulu
bentuk rangkaiannya, yaitu :
Maka = I2=I1=
=
= 150 mA = 0,15 A
Jadi : ETH = Vob =
I2 . R4
= 0,15 A . 10 Ω
= 1,5 V
Sehingga
IN =
IN =
= 0,2403 A
= 2,4 . 10-4A
Dari hasil yang diperoleh jelas dilihat perbedaannya
nilai secara praktik dan teori, dimana hasil praktik 5,7 . 10-4 A.
Dari
hasil semua percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil yang
diperoleh dari praktek belum sesuai dengan hasil yang diperoleh secara teori.
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, yang pertama adalah dari sisi
pengamat yang kurang tepat dalam membaca multimeter. Selain itu, juga dapa
disebabkan oleh kerusakan alat atau ketidaktepatan pengukuran yang ditunjukkan
multimeter. Sehingga hal-hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil
praktikum.
VII.KESIMPULAN
1. Menurut
teorema Thevenin, rangkaian Thevenin adalah suatu rangkaian linier dengan dua
ujung terbuka dapat digantikan dengan sumber tegangan yang diseri dengan suatu
resistor yaitu resistor Thevenin (RTH) seperti pada gambar berikut :
Menurut teorema Northon, rangkaian
Northon adalah suatu rangkaian linier dengan dua ujung terbuka dapat digantikan
dengan sumber arus yang diparalel dengan suatu resistor yaitu resistor Northon
(RN),seperti pada gambar berikut :
Teorema-teorema ini digunakan untuk
menyederhanakan rangkaian yang terlalu rumit sehingga memudahkan perhitungan .
2. Untuk
mengubah rangkaian linier menjadi rangkaian ekuivalen Thevenin atau Northon
harus diperhatikan resistor-resistor baik yang seri maupun paralel dengan
menjumlahkannya menjadi satu. Sehingga satu resistor tersebut dapat disebut
atau dijadikan sebagai resistor pengganti tersebut dipasang secara seri dengan
tegangan dan pada rangkaian Northon resistor pengganti tersebut dipasang secara
paralel dengan arus.
VIII. DAFTAR
PUSTAKA
Blocher,
richard. 2003.Dasar Elektronika.
Yogyakarta : Andi
Boylestad,
Robert. 1989. Elektronics A Survey Third
Edition. Singapura : Prentice Hall International, inc
Marwiliyansyah,
Ardi. 2014. Teorema Thevenin Northon. Jurnal
elektronika Vol.1 No.02
Sutrisno.
1986. Elektronika Teori dan Penerapannya.
Bandung : ITB
Komentar
Posting Komentar