DIODA
ZENER
I. TUJUAN
1. Dapat
mengobservasi dan pengukuran karakteristik dioda zener.
2. Dapat
mengaplikasikan dioda zener sebagai regulator tegangan sederhana.
II. DASAR TEORI
Dioda zener merupakan
satu jenis dioda khusus yang juga bisa mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
Lambang dioda zener dilambangkan dalam gambar. Bentuknya sama dengan dioda
biasa
Sifat dari dioda zener
sama dengan sifat dioda biasa,hanya dioda zener dirangcang untuk memiliki
voltare break through pada voltase tertentu. Voltare break through pada dioda
zener biasa disebut sebagai voltare zener. Dioda zener biasanya dipakai pada
arah balik sehingga voltare pada dioda ini konstan sebesar voltare zenernya (Blocher,
2004).
Gambar : lambang dioda zener
Dioda
zener mempunyai karakteristik normal yaitu dilalui oleh arus seperti dioda
biasa, yangmana bila dibias dalam arah maju. Jika dibias secara reverse, ia
akan bekerja dengan cara yang sama, tetapi turun secara derastis pada saat
tegangan dioda zener itu sendiri tercapai. Penerapan utama yang fungsinya
mempunyai dapat mempertahankan tegangan Dc dari pada harga yang kurang/lebih
pada suatu batas ukuran yang telah ditetapkan (Yani, 2011 : 228).
The characteristic drop
in an almost vertical manner at a reverse-bias potentian denoted VZ.
The fact that the curve drops down and away form the horizontal axis rather
than up and away for the positive VD region reveal that the current
in the zener region has a direction opposite to that of a forward-biased diode.
Figure : reviewing the zener region
This region of unique
characteristic is employed in the design of zener diodes. Which have the
graphic symbol appearing in fig. Both the semiconductor diode and zener diode
are presented side by side in fig to unsure that the direction of conduction is
opposite to that of the arrow in the symbol. Note also that the polarty of VD
and VZ are same as would be obtained ifeach were a resistive element
(Boylestad, 1999 : 36).
Bila dioda silicon
dialiri arus yang polaritasnya berlawanan, maka tegangan terminal dari dioda
tidak akan berubah, bila suatu harga yang konstan telah dicapainya, meskipun
arus yang menglalirinya bertambah besar, dioda silikon yang dibuat untuk
kepentingan tersebut dinamakan dioda zener. Biasanya arus yang digunakan
untuknya adalha 10 mA. Tegangan yang tetap bisa didapat disekitar 5 sampai 40
V.
Pada gambar
diperhatikan cara pemakaiannya yang paling sederhana. R adalah tahanan untuk
mengatur arus I, sehingga arus kerjanya tercapai. Jadi setiap saat bila arus
yang melaluinya berubah, maka harga R harus pula diatur kembali. Koefisien
temperatur dari tegangan terminal itu sendiri seperti diperlihatkan pada
gambar. Stabilitas dari tegangan terminal adalah kira-kira 0,005% per tahun.
Dioda zener yang secara mekanis adalah kuat, memungkinkan diambilnya arus dalam
batas-batas yang tertentu, sering dipergunakan sebagai pengganti dari sel
standar. Akan tetapi harga tegangan terminalnya dari dioda zener harus
ditentukan dengan mempersamakannya denga sel standar (Sapie, 1974 :125).
Beberapa parameter
dioda zener yang penting adalah :
1.
Tegangan dadal.
2.
Koefisien suhu (perubahan tegangan zener
terhadap suhu)
3.
Kemampuan daya (isapan daya maksimum)
4.
Hambatan isyarat kecil r2,
yaitu hambatan zener terhadap perubahan tegangan kecil, atau untuk syarat Ac
kecil.
Nilai hamabatan
keluaran R0 dapat ditentukan dengan mengukur V0 sebagai
fungsi arus beban IL. Hal ini dapat dilihat pada lengkung pembebanan
dalam gambar. Kemiringan grafik lengkung pembebanan tak lain adalah hambatan
keluaran R0 (Sutrisno, 1986 : 111-115).
III.
ALAT DAN KOMPONEN
1.
Modul praktikum, bread board dan
komonennya
2.
Mikro dan mili-Ammeter dc
3.
Voltmeter dc
4.
Dc power suppley
IV.
PROSEDUR PERCOBAAN
1.
Dibuat rangkaian seperti pada gambar yang
bersesuaian dengan modul praktikum atau dengan menggunakan breadboard.
2.
Pada percobaan kurva karakteristik zener,
beban RL dilepas dan tegangan dari dc power supply di set pada 0V. Diukur VZ dan TZ molai dari 0V,
kemudian dinaikkan secara perlahan dengan step 1V sampai mencapai kurang lebih
15V, kemudian ditulis datanya pada tabel. Diusahakan arus zener Iz
jangan sampai melebihi 50mA.
3.
Dari data pada tabel 1, gambarkan kurva karakteristik
zener untuk kondisi bias reserve.
4.
Dari gambar hasil langkah ke 3, dicari
tegangan Knee dan resistansi zener Rz dan dicari hasilnya pada tabel 2.
5.
Pada percobaan regulasi tegangan,
dipasangkan kembali beban RL (untuk beban penuh) kemudian diukur
arus source IT, arus zener IZ, arus beban IL
dan tegangan output beban penuh V0 (FL) kemudian
dituliskan hasilnya pada tabel 3.
6.
Dengan memperhitungkan tegangan zener dan
resistensi zener hasil dari langkah 4, dihitung arus source IT,
zener IZ, arus beban IL dan tegangan output beban penuh V0
(FL) kemudian dituliskan hasilnya pada tabel 3 dan dibandingkan
kedua hasil tersebut.
V.
DATA HASIL
A.
Data pengukuran karakteristik zener
Tegangan Input, Vin (volt)
|
Tegangan Zener
(volt)
|
Arus Zener, IZ
(µA dan mA)
|
0 V
1 V
2 V
3 V
4 V
5 V
6 V
7 V
8 V
9 V
10 V
11 V
12 V
13 V
14 V
|
0 V
1 V
1,8 V
2,8 V
3,8 V
5,2 V
6,2 V
6,8 V
6,6 V
6,6 V
6,6 V
6,6 V
6,6 V
6,6 V
6,6 V
|
0 mA
4 mA
5,2 mA
5,2 mA
4,6 mA
3,6 mA
2,4 mA
1,6 mA
0,4 mA
3,6 mA
4,4 mA
6 mA
7 mA
10 mA
10 mA
|
B.
Tegangan Knee dan Resistansi Zener
Tegangan
Knee Zener
|
6,6
volt
|
Resistensi
Zener (RZ)
|
70
Ω
|
C.
Data Zener Regulator Penuh Beban
Parameter
|
Pengukuran
|
Perhitungan
|
Error (%)
|
IT
IZ
IL
V0 (FL)
|
16,5 mA
1,5 mA
6,8 mA
3,2 V
|
6,67 mA
4,67 mA
2 mA
0,78 V
|
± 100 %
±200 %
±250 %
±300 %
|
Untuk Vin = 15 volt
D.
Data Zener tanpa beban
Parameter
|
Pengukuran
|
Perhitungan
|
Error (%)
|
Ir
IZ
V0 (NL)
V0 (FL)
|
9,6 mA
37,68 mA
6,8 mA
7 mA
|
6,6 mA
4,667 mA
0,32 V
0,6 V
|
± 45 %
±80 %
±2000 %
±1000 %
|
Untuk Vin = 15 volt
VI.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang “Dioda Zener”. Dimana
dioda zener adalah dioda khusus yang berbeda dengan dioda biasa, yang mana
dioda biasa hanya bisa mengalirkan arus satu arah saja sedangkan dioda zener
juga bisa mengalirkan arus pada arah sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
dioda zener memiliki voltase break through pada voltase tertentu. Voltase brek
through disebut sebagai voltase zener. Dioda zener biasa dipakai arah balik sehingga
voltase diodanya konstan sebesar voltase zener. Dioda zener berfungsi sebagai
penstabil tegangan (regulator).
Pada
saat breakdown zener mempunyai tegangan knee, tegangan knee ini menunjukkan
terjadinya penurnan arus yang sangat besar pada tegangan. Tegangan knee adalah
tegangan saat arus mulai naik secara cepat pada saat dioda dan beban yang
terdapat pada rangkaian yang menghasilkan tegangan knee ini, yaitu tegangan
yang mencapai titik maksimum dan turun saat minimum.
Pada
praktikum “Dioda Zener” ini dilakukan empat jenis percobaan yaitu pengukuran
karakteristik zener, tegangan knee dan resistansi zener, zener regulator penuh
beban dan zener regulator tanpa beban. Praktikum kali ini bertujuan untuk
mengobservasi dan pengukuran karakteristik dioda zener serta dapat
mengaplikasikan diode zener sebagai regulator tegangan sederhana. Alat dan
komponen yang digunakan pada praktikum kali ini adalah papan breadboard, dioda
zener, multimeter, power supplay dan osiloskop.
Pada
percobaan pertama yaitu pengukuran karakteristik dioda zener. Sebelah dilakukan
percobaan, hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur. Berdasarkan
teori, bentuk kurva karakteristik dioda zener yaitu sebagai berikut :
Sedangkan pada hasil
percobaan yang dilakukan tidak didapat kurva dengan bentuk yang demikian.
Artinya pada praktikum telah tejadi kesalah. Kesalahan mungkin saja disebabkan
oleh praktikan yang salah atau kurang teliti pada pembacaan osiloskop maupun kesalahan
dalam penggunaan alatnya.
Percobaan kedua adalah mengenai tegangan knee dan resistensi
zener. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh tegangan knee 6,6 volt dan
resistensi sebesar 70Ω.
Dengan menggunakan hukum kirchoff 1 diperoleh nilai Itotal
(arus total) sebesar 6,667 mA, sedangkan arus zener (IZ) adalah
sebesar 4,667 mA. Sedangkan Ir (arus yang melalui resistor) dapat
diperoleh dari nilai I1 dan I2. Arus yang mengalir dari
sumber tegangan terbagi pada dioda dan beban yang bersusun paralel maka :
IT = IZ + Ir
Ir = IT
+ IZ
= 6,667 mA – 4,667 mA= 2 mA.
Dari hasil perhitungan
yang diperoleh secara teori ini berbeda nilainya dangan secara praktikum.
Tingkat kesalahn (error) ini dapat dihitung dalam persen (%) dengan persamaan
berikut :
Tingkat error yaitu
terjadi pada praktikum ini sangat besar sampai mencapai 200%. Artinya percobaan
ini memiliki kesalahn yang sangat besar hingga melebihi 100%.
Untuk mencari V0 (RL)
digunakan hukum ohm dimana
V0 = IL . RL
= 780 mA atau 0,78V
Percobaan terakhir yaitu mengenai zener
regulator tanpa beban. Rangkaian yang digunakan pada percobaan zener regulator
tanpa beban adalah :
Berdasarkan hukum kirchoff II diperoleh nilai
IT = 6,667 mA, IZ = 4,667 mA, maka V0 (NL)
adalah 0,32 V yang diperoleh dengan mengalihkan IR =R sehingga
diperoleh nilainya sebesar 0,6 V.
Pada percobaan ini juga terjadi kesalahan
dengan persen yang cukup besar yang bahkan mencapai 2000 %. Karena data yang
digunakan merupakan data yang diambil dari praktikum lain maka tidaklah dapat
diketahui penyebab kesalahan dengan persen yang besar ini. Kemungkinan
kesalahan ini terjadi akibat praktikum itu sendiri yang salah membuat rangkaian
ataupun dalam pembacaan skala.
VII.
KESIMPULAN
1.
Dioda zener memiliki sifat atau
karakteristik mengalir arus listrik kearah yang berlawanan. Jika tegangan yang
diberikan melampaui batas “tegangan tembus” atau “tegangan zener”. Ini
berlainan dengan dioda biasa yang hanya mengalirkan listrik kesatu arah saja.
2.
Penerapan dida zener adalah sebagai
regulator atau stabilisator tegangan (voltage regulator). Agar rangkaian pada
regulator berfungsi dengan baik, maka dioda zener harus bekarja pada daerah
breakdown yaitu dengan memberikan tegangan sumber (Vi) yang lebih
besar dari tegangan di oda zene (VZ).
VIII. DAFTAR
PUSTAKA
Blocher, Richard. 2004.
Dasar Elektronika. Yogyakarta : Andi
Boylestad, Robert. 2009. Electronic Devices ans Circuit Theory.
Colmbus : Prentice
Hall
Sapise, Soedjana. 1974. Pengukuran dan Alat-Alat Ukur Listrik.
Jakarta : Prednya Paramita
Sutrino. 1986. Elektronika Teori dan Penerapannya :
Bandung : ITB
Yani, Ahmad. 2011. Rangkaian Multivibrator Sebagai Saklar
Sentuh. Jurnal SANTIKOM. Vol 10 no. 03
Komentar
Posting Komentar