LAPORAN PROJECT AKHIR FISIKA LINGKUNGAN “INOVASI KULIT PISANG SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI PASTA BATERAI BEKAS”
LAPORAN
PROJECT AKHIR FISIKA LINGKUNGAN
“INOVASI KULIT
PISANG SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI PASTA BATERAI BEKAS”
Dosen
Pengampu: Wawan Kurniawan, S.Si, M.Cs
Disusun
Oleh :
Kelompok
3
1.
Alfika
Destianti (A1C315005)
2.
Rika
Irmayanti (A1C315016)
3.
Novita
Aprilani (A1C315023)
4.
Jumainah (A1C315037)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebanyakan manusia jarang yang berfikir untuk
mendaur ulang ( recycle) kebutuhan-kebutuhan yang sudah mereka konsumsi.
Melainkan mereka hanya membuang limbahnya begitu saja tanpa berfikir untuk
memanfaatkannya. Ibarat sebuah pepatah habis manis sepah dibuang. Ibarat
tersebut tak jauh berbeda ketika kita mengkonsumsi buah pisang kemudian membung
limbah kulit pisangnya di sembarang tempat. Jarang sekali orang yang berfikir
untuk memanfaatkan kembali limbah kulit pisang tersebut, padahal tanpa kita
tahu sebenarnya kulit pisang berpotensi menjadi baterai kering ramah
lingkungan.
Kata baterai mungkin sudah tidak asing didengar.
Namun, baterai dari kulit pisang mungkin baru sekali didengar. Baterai adalah
sebuah alat yang digunakan untuk menyimpan tenaga listrik. Baterai sebagai
sumber energi alat-alat elektronik seperti jam dinding, laptop, radio, senter
dan alat – alat elektronik lainnya. Begitu banyaknya peranan baterai bagi
kehidupan manusia. Namun tak dipungkiri juga, bahwa baterai yang kita gunakan
sehari-hari sangat berbahaya baik untuk kita maupun alam sekitar.
Baterai mengandung berbagai macam logam berat
seperti merkuri, mangan, timbal, nikel, lithium dan kadmium. Jika baterai ini
dibuang sembarangan maka logam berat yang terkandung di dalamnya akan mencemari
air dan tanah penduduk juga membahayakan kesehatan. Jika air yang tercemar
logam berat ini digunakan oleh masyarakat, bisa menyebabkan penyakit kronis yang
nantinya menimbulkan gangguan di sistem saraf pusat, ginjal, sistem reproduksi
bahkan kanker.
Limbah baterai tidak hanya berbahaya bagi manusia
tetapi juga membahayakan sumber daya alam karena mengandung logam berat dan
elektrolit korosif yang dapat mencemari tanah dan air. Apalagi Jika limbah
baterai dicampur dengan limbah padat lainnya, dari waktu ke waktu kandungan
berbahaya di dalamnya dapat mengancam kehidupan ikan, tanaman, perusakan lingkungan
dan secara tidak langsung mengancam kesehatan manusia.
Dalam aksi mikroorganisme di dalam baterai, merkuri
anorganik yang ada di dalamnya bisa diubah menjadi methylmercury, kemudian
berkumpul dalam tubuh ikan yang kemudian dikonsumsi manusia. Methylmercury
dapat memasuki sel-sel otak dan berdampak serius seperti merusak sistem saraf
yang bisa membuat orang menjadi gila atau bahkan menyebabkan kematian.
Sedangkan kadmium baterai dapat mengkontaminasi tanah dan air, yang akhirnya
masuk ke tubuh manusia menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, juga dapat
menyebabkan
tulang
lunak atau kecacatan tulang berat. Zat lainnya yang terkandung dalam baterai
yaitu timbal. Timbal juga dapat mengganggu fungsi ginjal dan fungsi reproduksi.
Peristiwa seperti ini semestinya tidak dibiarkan
berlarut-larut. Jika dibiarkan bukan hanya kesehatan kita yang dirugikan tetapi
alam juga ikut merasakan kerugian tersebut. Sehingga, harus ada pengganti bahan
kimia tersebut, salah satunya yaitu pengembangan potensi potensi limbah kulit
buah sebagai baterai ramah lingkungan. Limbah kulit pisang memiliki banyak
manfaat, seperti sebagai bahan pembuatan pasta pada baterai. Cara membuat pasta
dari kulit pisang cukup mudah dan pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai
pengganti pasta baterai sangat bermanfaat bagi masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan data – data yang penulis paparkan di
atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain :
1. Apakah
limbah kulit pisang memiliki potensi menjadi baterai ramah lingkungan ?
2. Apakah
limbah kulit pisang mempunyai kandungan zat – zat alami yang dapat dijadikan
sebagai baterai ramah lingkungan ?
3. Apakah
limbah kulit pisang berpotensi menggantikan peranan baterai yang biasa
digunakan masyarakat ?
1.3 Tujuan
Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk :
1. Mendapatkan
kandungan bahan baterai yang tersimpan dalam limbah kulit pisang.
2. Membuktikan
potensi limbah kulit pisang yang digunakan untuk baterai.
3. Menemukan
fakta – fakta yang menunjukan bahwa kulit pisang berpotensi menjadi
baterairamah lingkungan, sekaligus mengenalkan masyarakat pengolahan limbah –
limbah tersebut.
1.4 Manfaat
Manfaat
dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan
masukan kepada pemerintah untuk menjadikan limbah kulit pisang sebagai baterai.
2. Memberikan
informasi dan masukan kapada masyarakat, untuk dapat mengelola limbah kulit pisang
menjadi baterai yang ramah lingkungan.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1 Baterai
Baterai merupakan sebuah kaleng berisi penuh bahan-bahan
kimia yang dapat memproduksi elektron. Reaksi kimia yang dapat menghasilkan
elektron disebut dengan Reaksi Elektrokimia. Jika kita memperhatikan, kita bisa
lihat bahwa baterai memiliki dua terminal. Terminal pertama bertanda Positif
(+) dan terminal Kedua bertanda negatif (-).Di dalam beterai sendiri, terjadi
sebuah reaksi kimia yang menghasilkan elektron. Kecepatan dari proses ini
(elektron, sebagai hasil dari elektrokimia) mengontrol seberapa banyak elektron
dapat mengalir diantara kedua kutub. Elektron mengalir dari baterai ke kabel
dan tentunya bergerak dari kutub negatif ke kutub positif tempat dimana reaksi
kimia tersebut sedang berlangsung. Secara umum baterai berfungsi sebagai media penyimpan
dan penyedia energi listrik. Sumber listrik yang digunakan sebagai pembangkit
dalam bentuk arus searah (DC) (Muhlisin, dkk ,2015).
Sebuah
baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:
1) Batang karbon sebagai anode (kutub positif baterai)
2) Seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif baterai)
3) Pasta sebagai elektrolit (penghantar)
Reaks kimia pada baterai :
Anoda : logam seng (Zn) Katoda : batang karbon/gafit (C)
Elektrolit : MnO2, NH4Cl dan serbuk karbon (C)
Anoda Zn(-) : Zn
→Zn2+ +2e–
Katoda C (+) : 2MnO2 + 2NH4+ + 2e- → Mn2O3 + 2NH3 + H2O
Reaksi total : Zn + 2MnO2 + 2NH4+ → Zn2+ + Mn2O3 + 2NH3 + H2O
Gambar 2.1 Baterai dan
komponen – komponenya
Karakteristik
Baterai Karakteristik baterai bergantung pada kemampuan sebuah baterai
mengeluarkan tegangan tiap satuan unit.
Jenis
batterai ada dua yaitu batterai Primer, merupakan batterai yang hanya sekali
pakai (single use battery) dan batterai
Sekunder, merupakan batterai dapat diisi ulang (rechargeable battery) (Wiwik,
dkk , 2017).
2.2
Kulit Pisang
Kulit buah ini biasanya digunakan sebagai bahan pakan ternak.
Namun, seiring berjalannya waktu limbah kulit ini tidak lagi digunakan unutuk
pakan melainkan dimanfaatkan sebagai energi listirk yang ramah lingkungan
(Suprapto, 2014).
Kulit pisang mengandung
karbohidrat dan kaya akan mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, klorida,
kalsium, dan besi. Karbohidrat mengandung glukosa, apabila glukosa dicampur
dengan air dan didiamkan dalam ruang kedap udara selama beberapa hari maka akan
terjadi fermentasi sehingga dapat diperoleh etanol. Etanol lama-kelamaan akan
teroksidasi menjadi asam etanoat atau asam asetat. Reaksi yang terjadi yaitu
sebagai berikut :
Asam
asetat merupakan salah satu jenis zat elektrolit. Dalam kulit pisang yang sudah
difermentasi memiliki sifat asam yang berasal dari kandungan asam asetat, hal
tersebut terbukti ketika pH larutan diukur dengan pH universal pH berkisar
antara 4-5. Selain mengandung asam asetat, kulit pisang mengandung zat
elektrolit lain seperti kalium dan garam klorida. Kalium dan garam klorida bereaksi
membentuk garam kalium klorida. Garam kalium klorida dalam air dapat
menghantarkan listrik karena dapat terionisasi. Reaksi ionisasi yang terjadi
yaitu sebagai berikut:
Arus
listrik dapat mengalir karena seng bertindak sebagai katode (kutub +) yang bersifat
menarik ion negatif dan tembaga bertindak sebagai anode (kutub -) yang bersifat
menarik ion positif. Ketika air rendaman kulit pisang bersentuhan dengan unsur
seng dan tembaga terjadi reaksi ionisasi dalam larutan, sehingga dapat terjadi
aliran elektron yang menyebabkan arus listrik mengalir. Jika kedua elektrode
dihubungkan dengan lampu arus akan mengalir dari anode ke katode, dan lampu
menyala.
Kulit
pisang merupakan sampah alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti
pasta batu baterai yang telah tidak dapat digunakan kembali. Pada kulit pisang terdapat zat
Kalium dan Klorida. KCl merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan
menghantarkan arus listrik. Dan pisang ambon adalan pisang terbaik yang
digunakan dalam percobaan ini sebagai pengganti pasta batu baterai ( Muhlisin,
2015).
Kulit
pisang mengandung mineral Kalium (K+) yang berfungsi sebagai elektrolit, selain
itu juga mengandung garam sodium (Cl-) dalam jumlah sedikit. Reaksi antara
Kalium dan Garam Sodium dapat membentuk Kalium Clorida. Reaksi antara Kalium
dan garam Sodium dapat membentuk Kalium Clorida (KCl), yang mana KCl merupakan
elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan menghantarkan arus listrik (Wiwik,
dkk : 2017).
Menurut
Innocencio Kresna Pratama (2007) dan Wasis Sucipto (2007), mengatakan bahwa
kulit buah apel, kulit buah jeruk dan kulit buah pisang dapat menghasilkan
listrik. Sutikno (2008), mengatakan bahwa batu baterai bersifat asam sehingga
kulit buah yang sifatnya asam dapat menghasilkan listrik.
2.3
Garam
Secara fisik,
garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk Kristal yang merupakan
kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida (>80%) serta
senyawa lainnya seperti Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat, Calsium Chlorida,
dan lain-lain. Garam mempunyai sifat atau karakteristik higroskopis yang
berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8-0,9
dan titik lebur pada tingkat suhu 801 (Burhanuddin, 2001).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Perancangan proyek mengenai
Pembuatan Energi Alternatif Dari Kulit Pisang sederhana dilakukan pada tanggal
2 November 2017 sampai tanggal 24 November 2017 yang bertempat di kompleks
perumahan Anugrah Mandiri Arza Blok A
nomor 9 Mendalo Darat.
3.2
Alat dan Komponen
Ada
pun alat dan bahan yag diperlukan dalam pembuatan pasta baterai dengan kulit
pisang adalah :
No
|
Komponen
|
Gambar
|
Keterangan
|
|||
1
|
Pisau
|
|
1 buah
|
|||
2
|
Baterai Bekas
|
|
2 buah
|
|||
3
|
Kulit Pisang Ambon
|
|
Secukupnya
|
|||
4
|
Telenan
|
|
1 buah
|
|||
5
|
Lakban
|
|
1 buah
|
|||
6
|
Jarum Pentul
|
|
1 lingkaran
|
|||
7
|
Mangkuk
|
|
1 buah
|
|||
8
|
Gunting
|
|
1 buah
|
|||
9
|
Jam Dinding
|
|
1 buah
|
|||
10
|
NaCl (garam halus)
|
|
1 bungkus
|
3.3
Prosedur Pembuatan
Adapun prosedur
pembuatan pasta batu baterai dengan kulit pisang adalah sebgai berikut
1.
Siapkan alat dan bahan.
2.
Iris buah kulit pisang secara memanjang.
3.
Kemudian cincang halus kulit pisang yang
telah diiris sampai halus.
4.
Tambahkan NaCl sebanyak 1 sendok teh.
5.
Ambil baterai bekas, buka bagian baterai
bagian kutub positif baterai (NB: jangan sampai kutub pusat baterai lepas).
6.
Keluarkan pasta/isi baterai, sisakan
karbon kira-kira 10% didalam baterai.
7.
Masukkan campuran NaCl+Kulit Pisang ke
dalam baterai hingga penuh dan sampai padat, tambah karbon yang dikeluarkan
tadi sebanyak 10%.
Catatan:
urutannya yaitu karbon 10%, pasta kulit pisang 80%, dan karbon 10%.
8.
Tutup kembali baterai dan rekatkan
menggunakan lakban.
9. Lakukan
uji coba dengan memasangkan baterai ke jam dinding.
3.4
Rincian Biaya
Adapun rincian biaya
dalam pembuatan pasta baterai dengan kulit pisang adalah sebagai berikut.
No
|
Alat & Bahan
|
Banyaknya
|
Biaya
|
1
|
Pisau
|
1 buah
|
Rp 5.000,-
|
2
|
Baterai Bekas
|
2 buah
|
-
|
3
|
Kulit Pisang
|
Secukupnya
|
Rp 10.000,-
|
4
|
Telenan
|
1 buah
|
-
|
5
|
Lakban
|
1 buah
|
Rp 7.000,-
|
6
|
Jarum Pentul
|
1 lingkaran
|
Rp 2.000,-
|
7
|
Mangkuk
|
1 buah
|
-
|
8
|
Gunting
|
1 buah
|
Rp 5.000,-
|
9
|
Jam Dinding
|
1 buah
|
Rp3 5.000,-
|
10
|
NaCl (garam halus)
|
1 bungkus
|
Rp 1.000,-
|
Total Biaya
|
Rp 65.000,-
|
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1
Hasil produk
Baterai
bekas
Baterai yang telah diisi dengan pasta kulit pisang Ambon
4.1.2 Hasil Pengukuran
Arus listrik pada baterai yang mengandung pasta kulit pisang Ambon
No
|
Arus
baterai (mA)
|
Tegangan
baterai (v)
|
1
|
0.45
|
1.13
|
4.2 Pembahasan
Pada
proyek akhir fisika lingkungan kami yaitu membahas tentang Inovasi Kulit Pisang sebagai Alternatif Pengganti Pasta Baterai
Bekas, tujuannya yaitu untuk mendapatkan energi alternatif terbarukan yang
ramah lingkungan sebagai alternatif
pengganti pasta baterai bekas. Pada proses pembuatannya kami menggunakan
bahan-bahan yang mudah didapat dan praktis disekitar lingkungan. Salah satunya
asalah kulit pisang. Sutikno
(2008), mengatakan bahwa batu baterai bersifat asam sehingga kulit buah yang
sifatnya asam dapat menghasilkan listrik Pada
percobaan ini, kami menggunakan kulit pisang Ambon, karena secara teori arus
yang dihasilkan cukup besar dan selain itu, kulit pisang Ambon jika dipakai sebagai
pengganti pasta baterai merupakan kulit pisang yang paling stabil digunakan
dibandingkan kulit pisang lainnya.
Pembuatan energi alternatif yang
kami lakukan sesuai prosedur, kemudian kami mendapatkan hasil, arus yang
dihasilkan yaitu sebesar 0.45 MiliAmpere sedangkan tegangan yang kami dapatkan
yaitu sebesar 1.13 Volt, hasil yang kami dapatkan cukup untuk menghidupkan jam
dinding, hasil yang kami dapatkan tidak jauh beda dari hasil penelitian Muh. Muhlisin, Noer
Soedjarwanto, M. Komarudin (2015) yang melakukan percobaan 10 kali dalam
penelitian, dan mendapatkan hasil arus
rata rata pisang ambon sebesar 4.84 miliAmpere, dan tegangan sebesar 0,94
Volt, hasil ini tidak jauh berbeda
dengan hasil yang kami dapatkan. Setelah kami ukur, kemudian kami coba baterai
tersebut dengan memasangkannya ke jam dinding, maka jam dinding tersebut
menyala, itu artinya pasta dari baterai kami berfungsi sebagai pengganti kulit
pisang yang ramah lingkungan.
Secara
teori, kulit pisang mengandung karbohidrat dan kaya akan mineral
seperti kalium, magnesium, fosfor, klorida, kalsium, dan besi. Karbohidrat
mengandung glukosa, apabila glukosa dicampur dengan air dan didiamkan dalam ruang
kedap udara selama beberapa hari maka akan terjadi fermentasi sehingga dapat
diperoleh etanol. Etanol lama-kelamaan akan teroksidasi menjadi asam etanoat
atau asam asetat. Asam asetat merupakan salah satu jenis zat elektrolit. Dalam
kulit pisang yang sudah difermentasi memiliki sifat asam yang berasal dari kandungan
asam asetat, hal tersebut terbukti ketika pH larutan diukur dengan pH universal
pH berkisar antara 4-5. Selain mengandung asam asetat, kulit pisang mengandung
zat elektrolit lain seperti kalium dan garam klorida. Kalium dan garam klorida bereaksi
membentuk garam kalium klorida. Garam kalium klorida dalam air dapat
menghantarkan listrik karena dapat terionisasi.
Arus
listrik dapat mengalir karena seng bertindak sebagai katode (kutub +) yang bersifat
menarik ion negatif dan tembaga bertindak sebagai anode (kutub -) yang bersifat
menarik ion positif. Ketika air rendaman kulit pisang bersentuhan dengan unsur
seng dan tembaga terjadi reaksi ionisasi dalam larutan, sehingga dapat terjadi
aliran elektron yang menyebabkan arus listrik mengalir. Jika kedua elektrode
dihubungkan dengan lampu arus akan mengalir dari anode ke katode, dan lampu
menyala.
Pada sumber referansi yang kami telaah, kulit pisang
difermentasikan menggunakan asam cuka tetapi kami menggunakan garam (Natrium
Klorida) sebagai alternatif pengganti asam cuka untuk memperbesar hasil arus
listrik dan tegangan yang didapatkan dan mencoba inovasi baru.
Kemudian sebelumnya kami
telah melakukan percobaan pemanfaatan baterai dengan kulit pisang, berdasarkan
hasil percobaan kami, kami mengaplikasikan pada jam dinding, dan hasilnya asatu
baterai dengan pasta dapat bertahan
selama 4 hari 9 jam yaitu 105 jam, sedangkan secara teori menurut hasil
penelitian Wiwik,Teguh (2017)
yang mempercobakan dengan menggunakan pisang raja nangka, didapatkan hasil
waktu ketahanan baterai yaitu selama 4 hari yaitu 96 jam, kemudian arus yang
dihasilkan yaitu 12,3 miliAmpere.
Pembuatan energi alternatif yang kami buat
dapat dimanfaatkan pada jam dinding, menghidupkan lampu LED, mainan anak-anak, remote dan lainnya. Energi
alternatif pasta baterai dari kulit pisang sapat dimanfaatkan sebagai pengganti
pasta baterai yang berbahaya dan pasta baterai dari kulit pisang dapat
dimanfaatkan sebagai alternatif pemgganti pasta baterai yang ramah lingkungan
yang aman.
BAB
V
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1) Kulit pisang mengandung kalium dan garam klorida
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti pasta baterai. Pisang
ambon selain menghasilkan arus dan tegangan yang tinggi, juga stabil dalam
pemakaiannya pada baterai dan campuran baterai.
2) Aplikasi
baterai dari pasta kulit pisang yaitu pada jam dinding, menghidupkan lampu LED,
mainan anak-anak, remote dan lainnya yang ramah lingkungan.
3.2
Saran
Untuk
pengembangan penelitian selanjutnya, disarankan untuk mempertimbangkan beberapa
hal sebagai berikut:
1) Melakukan penelitian dengan menggunakan
sampah buah – buahan yang lebih bervariasi, tidak hanya sampah kulit pisang dan
juga durian.
2) Melakukan penelitian dengan
media yang lebih baik lagi, yaitu dengan membuat baterai sendiri menggunakan
anoda dan katoda sendiri, bukan dari baterai bekas yang dapat dimanfaatkan
sebagai. alternatif pengganti pasta baterai.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin.
2001. Strategi Pengembangan Industry Garam
di Indonesia. Jakarta :
Kanisius.
Muhlisin,
dkk. 2015. Pemanfaatan Sampah Kulit
Pisang dan Kulit Durian sebagai Bahan
Alternatif Pengganti Pasta Batu Baterai. Vol.9 No.3.
Suprapto.
2014. Kulit Pisang (Musa paradisiaca)
sebagai Baterai Kering Ramah Lingkungan
(biodegradable). Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Jauharah,
Wira Dian. 2013. Analisis Kelistrikan
yang Dihasilkan Limbah Buah dan Sayuran sebagai Energi Alternatif Bio-Baterai. Jember : Universitas Jember.
Wiwik,
dkk. 2017. Analisis Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang sebagai Energi
Alternatif pada Batterai. Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 2 Mei 2017;
61-67.
Komentar
Posting Komentar