ANALISIS FILM FREEDOM WRITERS

1.      Tokoh-tokoh dalam Film Freedom Writers
Ø  Hilary Swank sebagai Erin Gruwell
Ø  Scott Glenn sebagai Steve Gruwell
Ø  Imelda Staunton sebagai Margaret Campbell
Ø  John Benjamin Hickey sebagai Brian Gelford
Ø  Patrick Dempsey sebagai Scott Casey
Ø  April Lee Hernandez sebagai Eva Benitez
Ø  Mario sebagai Andre Bryant
Ø  Vanetta Smith sbg Brandy Ross
Ø  Jaclyn Ngan sebagai Sindy Ngor
Ø  Kristin Herrera sebagai Gloria Munez
Ø  Jason Finn sebagai Marcus
Ø  Gabriel Chavarria sebagai Tito
Ø  Hunter Parrish sebagai Ben Daniels
Ø  Giovonnie Samuels sebagai Victoria
Ø  Deance Wyatt sebagai Jamal Hill
Ø  Antonio Garcia sebagai Miguel
Ø  Sergio Montalvo sebagai Alejandro Santiago
Ø  Robert Wisdom sebagai Dr. Carl Cohn
Ø  Pat Carroll sebagai Miep Gies
Ø  Chil Kong sebagai Store Owner

2. Sinopsis film Freedom Writers
Freedom Writers adalah salah satu film yang sangat menginspirasi bagi para remaja. Film ini menceritakan kisah perjuangan seorang guru di Amerika Serikat wilayah New Port Beach untuk membangkitkan semangat belajar siswanya yang mana para siswa tersebut berasal dari  kumpulan siswa yang dilatar belakangi masalah kehidupan yang begitu besar. Ia bernama Erin Gruwell, ia adalah seorang wanita yang berpendidikan tinggi yang datang ke Woodrow Wilson High School dan menjadi guru di sekolah itu, di mana di dalam kelas tersebut terdapat beragam geng ras yang selalu duduk mengelompok, mereka tidak mau akur di dalam satu kelas, mereka berkumpul atas dasar kelompok ras mereka masing-masing, seperti ras kamboja, kulit hitam, latin, dan kulit putih. Hal tersebut dilatar belakangi oleh kehidupan nyata mereka yang mana selalu terjadi peperangan antar ras seperti yang mempunyai kulit hitam jika tertangkap maka akan ditembak di kota itu, dan pada saat itu permasalahan ini sedang hangat diperbincangkan tentang isu peperangan antar ras tersebut. Ia memasuki dunia pendidikan yang rasis setelah dua tahun keributan L.A menjadi pembicaraan hangat di masyarakat. Dengan penuh harapan dan semangat yang luar biasa, Erin mengajar bahasa Inggris di kelas 203.
Dengan penuh semangat Erin memasuki kelas 203, bahkan ia datang sebelum satu murid pun datang ke kelas itu. Tak lama kemudian Erin menunggu barulah bermunculan para murid yang datang dan masuk ke kelas itu. Mereka masuk dengan sikap yang sangat sombong dan tidak sopan dengan raut wajah yang begitu angkuh. Dan mereka pun duduk berdasarkan geng mereka masing-masing.
Pada awal kedatangan Erin, tidak ada satu murid pun yang menyukai kedatangannya, sama sekali tidak ada yang tertarik kepadanya. Namun, dengan ramahnya Erin tetap memberi sapaan dan senyuman hangat kepada mereka seolah tanpa ada perasaan tidak disukai oleh muridnya. Mereka sangat sentimen terhadap orang berkulit putih. Karena kebanyakan di kota itu yang melakukan penembakan terhadap ras kulit hitam adalah ras kulit putih. Mereka menganggap bahwa Erin tidak mengerti apapun tentang kehidupan mereka yang keras, kehidupan yang selalu berada di bawah bayang-bayang perang dan kekerasan. Bagi mereka, kehidupan adalah bagaimana caranya mereka selamat dari kekerasan, hingga penembakan yang mengatasnamakan ras. Bahkan pada hari pertama ia mengajar di kelas itu, Erin sudah menyaksikan perkelahian antara Jamal dan Andre Brion. Erin sangat kaget melihat kejadian itu bahkan hal itu di luar dugaan Erin. Tetapi Erin tidak menyerah begitu saja, Erin mengobservasi bagaimana kondisi murid-muridnya. Erin berusaha mencari tahu sebenarnya apa yang terjadi diantara murid-muridnya tersebut agar ia bisa memperlakukan muridnya dengan cara yang tepat sehingga murid-muridnya yang nakal dan acuh terhadap pendidikan itu bisa bersemangat untuk bersekolah.
Selama Erin menjadi guru di sekolah itu, begitu banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Erin, selain dari para muridnya juga dari pihak sekolah yang juga rasis. Diskriminasi yang dilakukan oleh pihak sekolah, seperti pemisahan kelas, serta perbedaan fasilitas yang terlihat antara ras kulit putih dan ras lain itu membuat Erin miris. Selain itu, pekerjaannya ini juga tidak didukung oleh ayahnya. Hanya ada suaminya yang pada awalnya mendukung perjuangan Erin ini.
Setiap hari, dengan penuh semangat Erin mengajar di kelas 203 itu walaupun di kelas itu sering terjadi keributan antar geng. Di dalam kelas itu jika ada salah seorang murid saja yang salah ucap maka terjadilah perkelahian diantara mereka. Namun Erin tetap sabar dan mencoba mengatasi semuanya dengan baik di kelas itu.
Erin adalah wanita yang sangat cerdas. Setiap hari dia selalu memikirkan cara bagaimana agar membuat para muridnya itu menjadi baik. Agar keberadaannya di kelas itu diakui oleh para muridnya, Erin terus mencari cara untuk melakukan pendekatan dan metode pengajaran yang tepat di kelas itu. Berbagai cara yang dilakukan Erin, mulai dari setiap hari selalu memberi cerita motivasi kepada seluruh muridnya yang mana salah satu yang ia ceritakan mengenai Holocaust. Namun semua muridnya belum bisa menerima, karena mereka berfikir Erin tidak paham dengan keadaan kehidupan mereka di luar sebenarnya seperti apa.
Erin paham mengenai masalah itu, lalu Erin berniat untuk memberi mereka buku bacaan. Awalnya Erin ingin meminjamkan mereka buku di perpustakaan, namun ternyata dari pihak sekolah tidak mengizinkan bagi murid kelas 203 untuk meminjam buku di perpustakaan sekolah dikarenakan pihak sekolah tidak bisa percaya dengan sikap mereka yang brutal itu. Erin pun merasa miris dengan keadaan ketidak adilan itu justru juga mereka dapatkan di sekolah. Dengan gigihnya niat Erin untuk memperbaiki pola belajar muridnya itu, Erin rela bekerja paruh demi membelikan mereka buku bacaan tentang kehidupan gank yang lekat dengan keseharian mereka. Dan akhirnya Erin pun membelikan merka buku bacaan yang berjudul “The Diary of Anne Frank”.
Selain itu, untuk mencoba lebih dekat dan mengerti keadaan mereka, Erin memberikan mereka sebuah jurnal kosong yang mana jurnal itu diberikan ke masing-masing murid dan ia menyuruh muridnya untuk menjadikan jurnal itu sebuah diary yang menceritakan apa saja yang ingin mereka kemukakan dari kehidupan mereka setiap hari. Cara itu berhasil, semua muridnya mengikuti perintahnya dan mereka semua setiap hari menulis semua kejadian yang mereka lihat maupun alami setiap harinya. Dengan membaca semua tulisan mereka Erin semakin paham akan kehidupan nyata mereka.
Kemudian di suatu hari di dalam kelas ia membuat sebuah games yaitu line games yang mana ia memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan keadaan yang mereka rasakan. Cara itu pun juga berhasil ia lakukan. Erin semakin bersemangat untuk mengubah kehidupan anak-anak didiknya, serta menghapus batas tak terlihat yang secara kultur memisahkan mereka dengan cara-cara yang mengagumkan.
Namun, sejak Erin disibukkan dengan pendekatan terhadap anak-anak didiknya dan bekerja paruh waktu, timbul masalah baru, ia diceraikan oleh suaminya. Hingga pada akhirnya, ayahnya yang semula tidak mendukung, berbalik mendukung pekerjaan Erin.
Cara selanjutnya yang dilakukan Erin adalah ia mengajak murid-muridnya untuk study tour keliling museum. Erin ingin menyadarkan mereka bahwa apa nyang terjadi diantara mereka belum seberapa dibanding penderitaan yang dialami para korban Holocaust yang hidup di jaman kekuasaan Hitler seperti Anne Frank. Tour keliling museum ini memberikan dampak positif bagi para siswa Erin. Dalam kegiatan tersebut, Erin mempertemukan mereka dengan para korban Holocaust. Dan mereka pun mulai berbincang-bincang. Perilaku murid-murid Erin sedikit demi sedikit mulai membaik, mereka terlihat lebih akrab dan satu sama lain. Seperti Marcus yang berkulit hitam mau berinteraksi dengan Ben yang berkulit putih. Kedekatan diantara mereka pun mulai terlihat. Dan Erin sangat senang melihat keadaan para muridnya yang membaik.
Setelah semua siswa membaca buku yang diberikannya kemarin yaitu buku yang berjudul “The Diary of Anne Frank”, semua siswa diperintahkan oleh Erin untuk menulis surat yang ditujukan ke Mrs.Miep Gies yang merupakan orang yang menolong Anne Frank. Surat-surat itupun terkumpul dan Erin segera mengirimnya kepada mrs.Miep Gies. Dengan perjuangan Erin mengundang mrs.Miep Gies ke sekolahnya meskipun pihak sekolah tidak menyukai hal-hal yang dilakukan Erin. Akhirnya mrs.Miep Gies pun datang ke sekolah itu dan menceritakan kejadian yang terjadi pada jaman kekuasaan Hitler tersebut. Dengan mendengar semua cerita mrs.Miep Gies para murid menjadi lebih mengerti.
Selain itu, Erin juga memperlihatkan mereka video freedom ride yang berkisah tentang seorang yang berkulit putih rela menyelamatkan ras kulit hitam meskipun harus merelakan dirinya disiksa sampai hampir mati. Dengan melihat video ini Erin sangat berharap para muridnya lebih mengerti apa artinya saling menghargai satu sama lain tanpa memandang ras lagi.
Semua cara yang dilakukan Erin berbuah hasil yang baik. Dari nilai oara muridnya yang awalnya F bisa menjadi B, dan dari awalnya mereka yang rasis bakan tidak mengenal satu sama lain dalam satu kelas mereka menjadi lebih akrab. Mereka yang semulanya saling membenci satu sama lain karena perbedaan ras akhirnya menjadi berteman dan tidak memandang ras lagi.
Buku harian yang telah mereka tulis dikumpulkan menjadi satu dan kemudian diketik menjadi sebuah buku. Dan buku itu lah yang pada akhirnya diberi judul “The Freedom Writers Diary”.

3.      Pendekatan pembelajaran yang akan saya gunakan jika menjadi seorang guru seperti di dalam film Freedom Writers
Hal utama yang diperhatikan guru sebelum mengajar adalah melakukan pendekatan pembelajaran kepada para muridnya terlebuh dahulu sebelum memasuki materi pelajaran. Karena, dengan melakukan pendekatan terlebih dahulu kita sebagai guru akan mengetahui semua permasalahan yang ada di kelas itu seperti apa sehingga kita dapat menentukan strategi, metode ataupun model pembelajaran yang akan dilakukan di dalam kelas itu seperti apa.
Jika saya ditempatkan mengajar di kelas yang keadaan para muridnya seperti dalam film freedom writers maka tipe pendekatan pembelajaran yang akan saya gunakan adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan Kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya.
Menurut John Dewey (1918) Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu :
1.      Mengaitkan, adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
2.      Mengalami, merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
3.      Menerapkan, siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.
4.      Kerja sama, siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.
5.      Mentransfer, peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hapalan.
Dari permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam film freedom writers tersebut menurut saya tipe pendekatan yang paling cocok dilakukan adalah pendekatan kontekstual.
Untuk jenis pendekatan, maka saya akan menyesuaikan dengan keadaan kelas maupun keadaan dari masing-masing siswa. Disini ketika di dalam kelas saya akan melakukan jenis pendekatan berkelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan pelu digunakan untuk membina  dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama.
Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial dikelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupan semua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.
Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang memponyai kekurangan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan. Tanpa ada rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi dikelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajr yang optimal. Inilah yang diharapkan, yakni anak didik yang aktif, kreatif, dan mandiri.
Ketika guru akan menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akn diberikan kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan hah-hal yang ikut mempengaruhi penggunaannya.
Dalam pengolahan kelas, terutama yang berhubungan dengan penempatan anak didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan . Perbedaan individual anak didik, pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis dijadikan sebagai pijakan dalam melakukan pendekatan kelompok.
Selain pendekatan berkelompok, saya juga akan mengguanakn jenis pendekatan individual. Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
Pendekatan individual adalah suatu pendekatan yang melayani perbedaan-perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan pendekatan individual memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal. Dasar pemikiran dari pendekatan individual ini ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing siswa. Sebagai individu anak mempunyai kebutuhan dasar baik fisik maupun kebutuan anak untuk diakui sebagai pribadi, kebutuhan untuk dihargai dan menghargai orang lain, kebutuhan rasa aman, dan juga sebgai makhluk sosial, anak mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik dengan temannya ataupun dengan guru dan orang tuanya.
Pembelajaran individual merupakan salah satu cara guru untuk membantu siswa membelajarkan siswa, membantu merencanakan kegiatan belajar siswa sesuai dengan kemampuan dan daya dukung yang dimiliki siswa. Pendekatan individual akan melibatkan hubungan yang terbuka antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa dalam belajar.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas XI Materi Asas Black